Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Buya Sang "Guru Bangsa" yang Sering Dikafirkan

Gambar
Kasri yang tersenyum sumbringah saat pertama kali berjumpa langsung dengan Buya Syafii Maarif, beberapa tahun silam Keberpihakan menjadikan seseorang bersiap diri ditentang, dibuly. Jika tidak siap maka bijaksananya adalah diam.(Stewart, 2011). Saya merasa kira-kira begitulah sikap Buya Ahmad Syafii Maarif, keberpihakan dan siap ditentang. Dengan kasus Ahok yang dituding telah menistakan Al Qur'an lewat Al Maidah 51, Buya bisa saja tak akan dibuly habis-habisan seperti beberapa hari ini, jika ia diam atau tidak perlu menanggapi semua permintaan media terkait sikapnya tentang kasus Ahok ini. Tetapi Buya memilih idealisme dan lebih baik dibaik dibuly daripada diam melihat segala subjektivisme banyak pihak dalam menilai kasus Ahok ini. Tanpa ingin menulis kembali pendapat-pendapat Buya tentang persoalan Ahok ini, saya kira beliau sudah memikirkan semuanya termasuk konsekwensinya. Toh dibuly, di tuduh antek barat, liberal, bahkan kafir bukanlah hal baru bagi Buya untuk