Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Smartphone Pintar

Gambar
Sebagai pengguna Smartphone yang sedikit agak senior, seorang kawan dengan smartphone barunya berkonsultasi. "Bang di hape-ta, aplikasi Al Qur'an apa kita pakai?, Apa bagus di'?". Namanya konsultasi maka kujawab secara argumentatif bernuansa nasehat. "di hape saya tidak pake Al Qur'an aplikasi bro. Masa Qur'an di hape, Al Qur'an itu di hati dan kepala, kalau tidak disitu ya di kitab." "Tapi ini kan sudah zaman digital bang, bukankah dengan aplikasi itu justru memudahkan kita?" Si kawan menyanggah. Bro, dengar baik-baik saya bilang. "Saya tahu you ini pencinta Quran, tapi saya juga tahu kau ini pegiat dunia maya bro. Selama ini mushaf selalu ditanganmu, kalau kebiasaan genggaman tanganmu itu tiba-tiba jadi smartphone apa kata orang-orang, bisa fitnah bro buat dirimu. (Kalem saya. Hehe). Kemudian begini bro, RAM hape-mu itu besar tentu akan memuat banyak aplikasi. Memori internalnya pun 16 GB, kau tambah lagi memori ekster

Bukan Alumni 212

Gambar
kata alumni menurut KKBI Di Dunia layar kaca, 212 pernah dipakai sebagai nama dari serial laga Wiro Sableng 212. Ia punya banyak penonton. Di Makassar, 212 dipakai sebagai nama sebuah Warung Kopi yang terletak di kawasan Bolevard dan Toddopuli. Ia punya banyak pengunjung. Di Jakarta, tahun lalu 212 dipakai sebagai Jargon Aksi besar yang dihelat di Monas. Massanya tumpah ruah. Alhamdulillah ketiga 212 itu semuanya sempat saya sambangi, sebagai penonoton (Wiro Sableng 212), sebagai pengunjung (Warkop 212) dan sebagai peserta (Massa aksi 212). Tapi begitu, saya bukan Alumni.

Islam di Zaman Kacau, Ingin Menyenangkan Tuhan tapi Menyusahkan Manusia

Gambar
(Catatan dari Diskusi Buku Islam Tuhan Islam Manusia) Tuhan menyebut Islam rahmat bagi semesta alam. Karena sebagai agama manusia, orientasi keberagaaman seharusnya adalah membahagiakan manusia. Karenanya, aneh jika ada orang beragama tapi menyusahkan manusia dengan alasan untuk menyenangkan Tuhan. Bahkan, membinasakan manusia demi Tuhan. Demikian benang merah ungkapan Dr Haidar Bagir dalam diskusi Buku “Islam Tuhan, Islam Manusia” oleh Pusat Kajian Islam Sains dan Teknologi (Puskaistek) UIN Alauddin Makassar kerjasama dengan Penerbit Mizan dan Islam Cinta, di Gedung Lecture Theatre (LT) Kampus II UIN Alauddin Samata, Jum’at (21/04) sore. Buku dengan judul lengkap “Islam Tuhan, Islam Manusia, Agama dan Spritualitas di Zaman Kacau” merupakan buku terbaru Haidar Bagir, terbit Maret 2017. Pada diskusi tersebut, hadir sebagai panelis Guru Besar UIN Alauddin, Prof Dr M Qasim Mathar dan moderator Wahyuddin Halim, Ph.D, dosen Fakultas Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar. Hai

Selamat Milad IMM, Ciptakan Banyak Kader Kemanusiaan

Gambar
Akhir tahun 2009 lalu, bersama sekitar 80 teman beda angkatan saya mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD) di suatu tempat bersejarah di Benteng Somba Opu, Gowa. Niat awal keikutsertaan dalam DAD adalah untuk menggugurkan kewajiban sedini mungkin sebagai mahasiswa Unismuh Makassar. Di antara banyak kawan juga demikian. Tak mudah meyakinkan kami waktu itu untuk serta merta mau ber IMM atau di Muhammadiyah-kan begitu saja. Sederet kekhawatiran dan prasangka mengiringi perjalanan DAD itu. Setelah proses yang terasa panjang meski hanya beberapa hari, akhirnya khatam juga kami dari training tersebut. Gelar Immawan pun disematkan di akhir acara. Setelah itu, jalan dimulai, pesan instruktur, terselesaikannya DAD bukan berarti akhir, tapi awal dari sebuah baiat yang baru saja kami lontarkan. Saya ingat betul baiat itu, yang kemudian selalu terngiang dalam perjalanan ber-IMM selanjutnya. Kini, setelah lebih dari delapan tahun bergelut dalam balutan jas merah sebagaimana simbol identitas IM