Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM
"Ber- IMM, ada masa dimana kita menjadi fajar, pagi, terik, senja, petang dan akhirnya sunset".
Sekilas itu adalah catatan
dari A. Fahrizal Aziz, seorang Kader IMM Malang, yang pada kesempatan ini saya
ingin mencoba menjabarkan dan megurainya sebagai dasar berbagi bacaan dan pengalaman
untuk kader IMM dalam menapaki proses kekaderan dan kepemimpinan di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM).
- Fajar
Ketika menjadi kader baru,
kita berada di masa Fajar. Masa dimana segalanya masih terlihat indah dan teduh.
Berisi hal baru, tantangan baru, motivasi, janji dan harapan serta bekal akan
masa depan. Namun Fajar juga tak selamanya Fajar, seiring waktu matahari akan
beranjak memancarkan sinarnya menjadi pagi.
- Pagi
Mentari pagi itu menyehatkan.
Dalam fase pagi ini kader mulai menemukan identitasnya, memperoleh modal
ideologi, menemukan harapan dan tentunya sudah segar dalam melanjutkan
langkahnya dalam ber IMM. Pagi pun tak selamanya pagi, ia akan naik dan
perlahan tapi pasti ia akan menjadi terik.
- Terik
Dalam suasana terik, kadang
nuansa mulai menjadi gerah, panas, haus, lapar dan lelah. Bahkan, seringkali
kita melihat fatamorgana yang seolah-olah hendak membakar dan menghabisi. Meski
setelah mendekat, ia akan bias bersama angin. Inilah masa dimana seorang kader
mulai menjadi pengurus, pendamping, pimpinan atau bahkan ketua komisariat.
Namun jabatan pimpinan komisariat hanya satu atau sampai dua periode. Inilah
masa paling sulit dan bisa jadi paling terkenang, karena inilah masa awal‘mekar’ kita sebagai kader IMM.
- Senja
Seiring terik dan berjalannya
waktu, senja pun datang. Senja ini adalah masa dimana kader baru saja melewati
fase awal keindahan belajar dalam berIMM, menapak ke ajalan baru, kebersamaan
di level komisariat mau tak mau harus ditinggalkan. IMM adalah organisasi kader
yang dalam eksistensinya ada yang namanya regenarasi. "Kita harus
beranjak," Inilah tantangan selanjutnya, memasuki iklim baru yang butuh
adaptasi dan tentunya sudah sangat berbeda dengan sebelumnya.
Next!!!
- Petang
Petang adalah dimana hari
telah mulai pamit. Hari sudah nampak kekuningan petanda tak lama sudah akan
meninggalakan. Pada momen ini tantangan semakin kuat, kejenuhan pun kadang
telah mulai menghampiri. Tapi, semua itu akan tetap terlewatkan seiring dengan
keistiqomahan dalam menjalani proses. Tetap di struktural atau tidak, selama
waktu dan kesempatan masih memungkinkan, nikmatilah ber IMM itu.
- Sunset
Sunset adalah ending dari
mentari untuk memperlihatkan cahayanya secara langsung. Inilah akhir dari
proses berIMM. Entah masa bakti kita sampai di level komisariat saja, Cabang, DPD, atau bahkan di DPP. Banyak
pelajaran hidup telah ditemukan dalam berIMM.
***
Selesai kepengurusan, apakah
saat itu kita tengah berada di level senja, petang ataupun sunset. Yang jelas
miniatur hidup dan kepemimpinan ala IMM sudah melekat dan menjadi modal untuk
menapaki kehidupan yang sesungguhnya.
Meskipun saya juga belum
tahu, apakah selama menjadi kader IMM, sudah berada pada senja, petang ataupun
bahkan sunset. Saya tidak bisa memastikan apakah selama itu pula sudah pernah ‘menjadi mekar.’ Entahlah, namun selama ini, saya mencoba mencapai itu.
Ini tentang cerita hidup
berIMM dalam filosopfi hari. Meski ada beberapa yang tak sesuai rencana. Tapi
betapa bahagianya ketika kita mampu melalukan sesuatu yang berarti, di banyak
tempat, di banyak masa yang kita lalui.
Saya menulis ini untuk
kader-kader IMM. Pelopor-pelangsung-penyempurna, harapan pelanjut estafet
perjuangan dan kepemimpinan. Bisa jadi (bisa juga tidak) ini adalah masa-masa
dimana kalian akan ‘mekar’. Menemukan titik paling bersemangat dalam ikatan atau
barangkali titik paling pesimistik dan ada bisikan-bisikan untuk menyerah. Keduanya,
sangat dibutuhkan dalam proses ‘mekar’ tersebut.
Semoga saja, keaktifan kita
di IMM ini, akan menggenapi beberapa rangkaian kecil dalam rangkaian besar
kehidupan kita.
Sebagaimana pepatah berbunyi,
manusia pergi meninggalkan jejak. Jejak yang hanya sebatas petilasan nisan,
atau jejak monumental berupa karya dan sikap-sikap heroistik. Mungkin melalui
IMM ini, Tuhan tengah memberikan kita kesempatan untuk MEMBUAT JEJAK-JEJAK
monumental (Cat. Si Fahri : edisi 09/14).
Terkhusus untuk kader dan
yang masih sebagai Pimpinan Komisariat. Saya bukan orang pertama yang
mengatakan ini, saya adalah yang kesekian, "Masa Komisariat adalah masa
yang paling indah". Bagi saya memang betul karena itulah masa paling
startegis dan paling besar kesempatan untuk mengembangkan karakter dan potensi
diri.
Jangan berhenti untuk
berproses, belajar, dan berbuat, “berbuat sesuatu, memberi arti, dan berbagi.” Sebab itulah tujuan kita berIMM.
Salam Khidmat, Fastabiqul
Khairat.
Makassar, 08 November 2014
Kasri Riswadi
waw. thanks atas penjabarannya :)
BalasHapus