Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM


"Ber- IMM, ada masa dimana kita menjadi fajar, pagi, terik, senja, petang dan akhirnya sunset".
Sekilas itu adalah catatan dari A. Fahrizal Aziz, seorang Kader IMM Malang, yang pada kesempatan ini saya ingin mencoba menjabarkan dan megurainya sebagai dasar berbagi bacaan dan pengalaman untuk kader IMM dalam menapaki proses kekaderan dan kepemimpinan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).


  1. Fajar
Ketika menjadi kader baru, kita berada di masa Fajar. Masa dimana segalanya masih terlihat indah dan teduh. Berisi hal baru, tantangan baru, motivasi, janji dan harapan serta bekal akan masa depan. Namun Fajar juga tak selamanya Fajar, seiring waktu matahari akan beranjak memancarkan sinarnya menjadi pagi.

  1. Pagi
Mentari pagi itu menyehatkan. Dalam fase pagi ini kader mulai menemukan identitasnya, memperoleh modal ideologi, menemukan harapan dan tentunya sudah segar dalam melanjutkan langkahnya dalam ber IMM. Pagi pun tak selamanya pagi, ia akan naik dan perlahan tapi pasti ia akan menjadi terik.

  1. Terik
Dalam suasana terik, kadang nuansa mulai menjadi gerah, panas, haus, lapar dan lelah. Bahkan, seringkali kita melihat fatamorgana yang seolah-olah hendak membakar dan menghabisi. Meski setelah mendekat, ia akan bias bersama angin. Inilah masa dimana seorang kader mulai menjadi pengurus, pendamping, pimpinan atau bahkan ketua komisariat. Namun jabatan pimpinan komisariat hanya satu atau sampai dua periode. Inilah masa paling sulit dan bisa jadi paling terkenang, karena inilah masa awalmekar kita sebagai kader IMM.

  1. Senja
Seiring terik dan berjalannya waktu, senja pun datang. Senja ini adalah masa dimana kader baru saja melewati fase awal keindahan belajar dalam berIMM, menapak ke ajalan baru, kebersamaan di level komisariat mau tak mau harus ditinggalkan. IMM adalah organisasi kader yang dalam eksistensinya ada yang namanya regenarasi. "Kita harus beranjak," Inilah tantangan selanjutnya, memasuki iklim baru yang butuh adaptasi dan tentunya sudah sangat berbeda dengan sebelumnya.
Next!!!

  1. Petang
Petang adalah dimana hari telah mulai pamit. Hari sudah nampak kekuningan petanda tak lama sudah akan meninggalakan. Pada momen ini tantangan semakin kuat, kejenuhan pun kadang telah mulai menghampiri. Tapi, semua itu akan tetap terlewatkan seiring dengan keistiqomahan dalam menjalani proses. Tetap di struktural atau tidak, selama waktu dan kesempatan masih memungkinkan, nikmatilah ber IMM itu.

  1. Sunset
Sunset adalah ending dari mentari untuk memperlihatkan cahayanya secara langsung. Inilah akhir dari proses berIMM. Entah masa bakti kita sampai di level komisariat saja,  Cabang, DPD, atau bahkan di DPP. Banyak pelajaran hidup telah ditemukan dalam berIMM.

***
Selesai kepengurusan, apakah saat itu kita tengah berada di level senja, petang ataupun sunset. Yang jelas miniatur hidup dan kepemimpinan ala IMM sudah melekat dan menjadi modal untuk menapaki kehidupan yang sesungguhnya.

Meskipun saya juga belum tahu, apakah selama menjadi kader IMM, sudah berada pada senja, petang ataupun bahkan sunset. Saya tidak bisa memastikan apakah selama itu pula sudah pernah menjadi mekar. Entahlah, namun selama ini, saya mencoba mencapai itu.

Ini tentang cerita hidup berIMM dalam filosopfi hari. Meski ada beberapa yang tak sesuai rencana. Tapi betapa bahagianya ketika kita mampu melalukan sesuatu yang berarti, di banyak tempat, di banyak masa yang kita lalui.

Saya menulis ini untuk kader-kader IMM. Pelopor-pelangsung-penyempurna, harapan pelanjut estafet perjuangan dan kepemimpinan. Bisa jadi (bisa juga tidak) ini adalah masa-masa dimana kalian akan mekar. Menemukan titik paling bersemangat dalam ikatan atau barangkali titik paling pesimistik dan ada bisikan-bisikan untuk menyerah. Keduanya, sangat dibutuhkan dalam proses mekar  tersebut.

Semoga saja, keaktifan kita di IMM ini, akan menggenapi beberapa rangkaian kecil dalam rangkaian besar kehidupan kita.

Sebagaimana pepatah berbunyi, manusia pergi meninggalkan jejak. Jejak yang hanya sebatas petilasan nisan, atau jejak monumental berupa karya dan sikap-sikap heroistik. Mungkin melalui IMM ini, Tuhan tengah memberikan kita kesempatan untuk MEMBUAT JEJAK-JEJAK monumental (Cat. Si Fahri : edisi 09/14).

Terkhusus untuk kader dan yang masih sebagai Pimpinan Komisariat. Saya bukan orang pertama yang mengatakan ini, saya adalah yang kesekian, "Masa Komisariat adalah masa yang paling indah". Bagi saya memang betul karena itulah masa paling startegis dan paling besar kesempatan untuk mengembangkan karakter dan potensi diri.

Jangan berhenti untuk berproses, belajar, dan berbuat,  berbuat sesuatu, memberi arti, dan berbagi. Sebab itulah tujuan kita berIMM.

Salam Khidmat, Fastabiqul Khairat.

Makassar, 08 November 2014

Kasri Riswadi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona