Smartphone Pintar


Sebagai pengguna Smartphone yang sedikit agak senior, seorang kawan dengan smartphone barunya berkonsultasi. "Bang di hape-ta, aplikasi Al Qur'an apa kita pakai?, Apa bagus di'?".

Namanya konsultasi maka kujawab secara argumentatif bernuansa nasehat. "di hape saya tidak pake Al Qur'an aplikasi bro. Masa Qur'an di hape, Al Qur'an itu di hati dan kepala, kalau tidak disitu ya di kitab."

"Tapi ini kan sudah zaman digital bang, bukankah dengan aplikasi itu justru memudahkan kita?" Si kawan menyanggah.

Bro, dengar baik-baik saya bilang. "Saya tahu you ini pencinta Quran, tapi saya juga tahu kau ini pegiat dunia maya bro. Selama ini mushaf selalu ditanganmu, kalau kebiasaan genggaman tanganmu itu tiba-tiba jadi smartphone apa kata orang-orang, bisa fitnah bro buat dirimu. (Kalem saya. Hehe).

Kemudian begini bro, RAM hape-mu itu besar tentu akan memuat banyak aplikasi. Memori internalnya pun 16 GB, kau tambah lagi memori eksternal 8 GB. Siapa yang tahu dengan semua ruang itu, kita gunakan untuk apa?"

Kawanku ini tak menyanggah lagi, tapi ia serius menyimak. Pendengar yang baik memang, saya melanjutkan penjelasan.

"Hape itu liberal bro dengan ruang kecanggihan dan kepintarannya, ya sesuai namanya, smartphone pintar. Ia dapat memberikan apapun yang kau inginkan, mau makan ada aplikasinya, mau jalan butuh jemputan ada juga, pesan tiket atau bayar tagihan, belanja online, transfer, booking, chating, atau nonton dari baik-baik sampai yang tak baik sesuai seleremu dan banyak lagi, semuanya dapat ia berikan padamu bro.

Terus ini yang paling mau saya sampaikan sekaligus kewatirkan bro, kau tertular oleh kepintaran smartphone mu. Kau mau bilang semua orang bercita-cita pintar?. Betul bro, tapi perlu kau tahu pintarnya smartphone itu beda dengan pintarnya manusia. Apa yang bedakan? RASA.

Jangan sampai kau jadi pintar layaknya pintarnya smartphone, pintar tanpa rasa. Akhirnya, satu kesempatan kau gunakan untuk mengaji, di lain kesempatan kau gunakan untuk tebar kebencian, gunjing, ngehoax, chat mesum, nonton film terlarang dll. Satu tempat tapi saling bertentangan kan bro?"

Jadi smartphone mu, smartphone mu. Al Qur'an mu, Al Qur'an mu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona