Sebuah Pelajaran Hidup

Tentang Bapak dalam Membesarkan Anak-anaknya
(Sebuah Pelajaran Hidup)

Barangkali kita pernah membaca kisah, mendengar atau bahkan menyaksikan seorang bapak yang sakit dan anak-anaknya seakan berlomba merawat sang bapak. Lima orang anak dan sukses di bidangnya masing-masing, tapi saat sang bapak sakit, semua ia tanggalkan dan fokus merawat bapak. Totalitas pengabdian anak-anaknya bahkan membuat paramedis takjub hingga harus bertanya-tanya, bagaimana ya si bapak membesarakan anak-anaknya hingga bisa seperti itu.

Tak seperti kisah di atas, kisah berikut seakan sebuah anomali.

Seorang bapak pasien TBC sejak beberapa hari lalu hingga malam kemarin di salah satu RS di Makassar dipaksa menerima kenyataan pilu. Di tengah sakitnya yg butuh support moril, lima orang anaknya tak ada satupun yg mau membesuk. Alih-alih membesuk, saat sang bapak dinyatakan sudah bisa pulang oleh pihak Rumah Sakit, anak-anaknya justru kompak menolak.

Upaya minimal dilakukan si anak, mencarikan panti sosial yang bisa menampung dan merawat sang bapak, yang jelas tidak di rumah mereka. Singkat cerita mereka ngak dapat dan akhirnya berlepas tangan. Saat si bapak bingung tidak tahu harus menjalani rawat jalan di mana, ada sanak keluarga lain datang dan menyatakan kesediaan menampung dan membawa sang bapak pulang.

Saya jadi penasaran apa sih yang membuat anak-anak si bapak bisa setega itu. Ternyata masa lalu si bapak. Sang bapak dalam pengakuan si anak, digambarkan sebagai seorang bapak yang kasar dan sering menggunakan kekerasan dalam pertumbuhan mereka.

Tapi yang paling tidak diterima si anak adalah perlakuan kasar si bapak kpd almarhum sang ibu semasa hidup dan di depan mata mereka. Si anak bahkan masih mencurigai kalau si ibu juga meninggal akibat kekerasan yg sering dilakukan si bapak. Itulah yang membuat mereka sulit menerima si bapak.


Makassar, Maret 2020

Komentar

  1. As stated by Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 42 pounds less than us.

    (By the way, it is not related to genetics or some secret-exercise and EVERYTHING related to "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", and not "what"...

    Click on this link to find out if this short questionnaire can help you unlock your real weight loss potential

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona