[Meluruskan Sejarah] Sejarah Baru, Tak Ada yang Terulang



Awalnya saya tak punya niatan untuk turut meramaikan dunia facebook dengan ucapan selamat atas kesuksesan Muktamar 47 Muhammadiyah dan Muktamar 1 Abad Aisyiyah, terlebih atas terpilihnya pasangan suami istri Haedar Nashir sebagai ketua umum Muhammadiyah dan Siti Norjannah Djohantini sebagai ketua umum Aisyiyah.

Tapi atas pemberitaan banyak media baik itu cetak maupun elektronik, parade media sosial oleh para kader maupun non kader, pengamat ataupun sekadar simpatisan yang mengklaim terulangnya sejarah awal kepemimpinan persyarikatan dengan pasangan suami istri sebagai nakhodanya.

Maka saya merasa perlu hadir, minimal memberikan sedikit pemahaman sejarah saya tentang kedua organisasi tersebut. Mungkin kita beranggapan bahwa satu abad yang lalu saat kedua organisasi ini baru didirikan, itu dipimpin oleh kedua pasangan suami istri yakni KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah sebagaimana klaim kita saat ini pasca diumumkannya hasil muktamar47. Tapi sejujurnya sejarah tidak demikian, Muhammadiyah pada waktu itu saat usinya masih menginjak tahunan mendirikan organisasi perempuan yang kemudian diberi nama Aisyiyah pada tahun 1917. Ketua pertamanya bernama Siti Bariyah (salah satu murid perempuan dari kiai Dahlan), adapun Nyai Walidah istri sang ketua Muhammadiyah posisinya pada waktu itu adalah sebagai penasihat, bukan ketua.

Jadi atas dasar semangat meluruskan saja, pun tak maksud ingin menganulir pemberitaan maupun status yang telah terlanjur terupdate, klaim sejarah terulang kepemimpinan pasangan suami istri sesungguhnya kurang tepat, yang tepat ialah bahwa keterpilihan kepemimpinan romantis ini adalah sejarah baru yang sekaligus menandai babak baru akan kiprah persyarikatan tercinta kita ini dalam mengarungi tantangan dakwahnya ke depan untuk peryarikatan, umat dan bangsa yang berkemajuan.
Saya percaya dan saya optimis terlebih karena sejarah ini lahir pada momentum Muktamar pertama Muhammadiyah di abad kedua, pun di kota Makassar yang 'sekali layar terkembang pantang surut biduk ke pantai'.

Selamat atas kesuksesan Muktamar ke 47 Muhammadiyah dan Satu Abad Aisyiyah di Makassar, dan selamat menjalankan amanah Ayahanda Haedar Nashir dan Ibunda Siti Norjannah Djohantini.

Toddopuli di subuh hari, 08 Agustus 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona