Digitalisasi yang Merenggut Kebahagiaan



Seorang kawan mengungkapkan rasa jenuhnya atas media sosial dan aktivitas digital yang dilakoninya beberapa tahun ini. Ia bahkan berani berkesimpulan bahwa akibat era digital, rasa bahagianya menjadi berkurang dan terus berkurang (direnggut). Digitalisasi telah membuat segala sesuatunya terasa hambar, semua serba tersentral pada sebuah perangkat andriod.

Koran digital, rapat digital, transportasi digital, transaksi digital, bahkan dapur pun kini digital. Saya ingin menggarisbawahi yang terakhir yang menurut saya paling kronis. Digitalisasi dapur bukan berarti memasak lewat android, tapi aplikasi pemesanan makanan hasil dapur pihak ketiga. Banyak efek yang ditimbulkannya, dari keterampilan memasak yang jadi tenggalam hingga kosa kata alat masak (dapur) yang terancam asing dan akhirnya punah, serta banyak lagi.

Pergeseran pola hidup terus mengalir dan digitalisasilah yang paling banyak memengaruhi. Akhirnya, digitalisasi memang membawa manfaat besar bagi kita dengan catatan tidak terbuai untuk menjadikan kita kehilangan budaya dengan segenap percikan-percikan kebahagiaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona