Memaknai Valentine Secara Positif



Sejatinya, cinta itu mencipta kedamaian bukan kebencian. Makkah takluk oleh nabi karena cinta. Dunia diubah dengan cinta. Kemanusiaan pun terjalin karena cinta sekalipun ia dibatasi oleh ruang dan waktu. Maka lantaskah kita mendustai cinta?

Tentang Valentine, bagi saya bagaimanapun ia dalam sejarah, atau ia dari ajaran mana saja, tak sepantasnya kita tanggapi atau bahkan perangi secara berlebihan. Maknailah ia secara positif.

Bukankah pelajaran terbaik adalah sejarah. Sejarah Velantine kalau kita khatam pasti dapat pula menyimpulkan, apalagi sebagai kaum terpelajar, berjiwa agamis pula. Valentine, bukan berarti kalau saya lelaki harus menjadi Valentino karena bukan itu yang diinginkan sejarah. Tapi Velantine harus menjadi spirit yang mengajarkan kita tentang cinta dan kasih sayang dalam arti ataupun makna yang tanpa batas.

Jadi Valentine tergantung bagaimana kita memaknainya, kalau memaknainya dengan benci maka barang tentu kebencianlah yang selalu membayangi kita, tapi bila memaknainya dengan damai maka tentu saja itulah hakikat sejati atau buah dari pada cinta.

Terlalu sering kita mengucap cinta, mengungkap cinta, mengutarakan cinta, atau yang lain yang jelas tentang cinta. Akan tetapi jangan sampai kita sendiri tak mengerti tentang apa cinta itu.

Cinta memang misterius, kadang orang bilang cinta tapi nyatanya tidak. Begitupun sebaliknya, kadang orang tak pernah mengucap cinta tapi sebetulnya menebar cinta tanpa ia sendiri sadari. Dia ciptakan damai kapanpun dan di manapun ia berada.

Kembali ke Valentine sebagai hari cinta dan kasih sayang. Tak dapat dielakkan, kesannya memang lebih banyak terpusat ke arah negatif, tapi apakah kita akan ikut-ikutan menjadikan ia semakin negatif?

Ayo maknai Valentine secara positif. Tebarkan damai karena cinta dan kasih sayang. Cinta Tuhan kepada hambanya, cinta hamba kepada Tuhannya, cinta Nabi kepada ummatnya, cinta umat kepada Nabinya, cinta orang tua kepada anaknya, cinta anak kepada orang tuanya, cinta suami kepada istrinya, cinta istri kepada suaminya, cinta sesama karena persaudaraan, cinta yang halal.

Valentine setidaknya mengingatkan kita tentang arti cinta, karena kadang kita lupa untuk saling mencintai, memaknai, atau sekadar menyadari betapa cinta memang begitu berarti.

Selamat  Valentine!


(Catatan ini dibuat Dua Tahun lalu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Hari, Pesan Untuk Kader IMM

Belajar Dari Prof dr Budu

Tuberculosis di Tengah Pandemi Corona